RANTING
SEDAN:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
SEBUAH
PENELUSURAN, PENEMUAN, DAN PENDALAMAN PRIBADI AJARAN “SETIA HATI"
I. SUATU PERTANYAAN PRINSIP ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
SETIA HATI BUKAN NAMA PERGURUAN, BUKAN NAMA
ORGANISASI AKAN TETAPI SUATU AJARAN/SUATU PRINSIP HIDUP/SUATU PETUNJUK MENUJU
KASAMPURNAN
TAHUKAH KITA, APA MAKNA & TUJUAN SEBENARNYA
DARI FALSAFAH “SETIA HATI“ ?
APAKAH KITA TELAH MENYADARINYA DAN MELAKUKANNYA ?
BAGAIMANA METODE YANG KITA PERGUNAKAN ?
INTI FALSAFAH “ SETIA HATI
“
TERDIRI DARI DUA SUKU KATA
: “
SETIA “ & “ HATI “
ARTI MAKSUD :
“ SETIA (KATA PERBUATAN
SATU) “ DARI DIRI
DIRI :
WADAG (diatur oleh nafas, tanah, api, dan udara)
DAN NYAWA/BADAN HALUS/KARTIKO–SUWASONO (menjadi badan kehalusan, dilengkapi
Napsu2, dihidupkan oleh Nur Illahi, dijaga Malaikat & para Kadang sak
kelahiran)
KEPADA HATI NURANI :
Yang dimaksud adalah
NUR ILLAHI/INGSUN/URIP LANGGENG yang bersemayam didalam hati nurani.
Jadi:
SETIA HATI merupakan
Falsafah Hidup, bahwa manusia Setia Hati adalah manusia yang sadar MENYATU
antara WADAG (RAGA DAN NYAWA) dengan NUR ILLAHINYA ATAU SUKMA
RAGA DAN NYAWA YANG SETIA KEPADA “OSIKING KOLBU KANG
SUCI/DAWUHING GUSTI“
Sehingga dapat diperjelas menjadi KESETIAAN TULUS DARI
MANUSIA UTUH RAGA DAN NYAWA KEPADA TUHANNYA YANG MAHA SUCI, MAHA KUASA, KANG
TAN KENO KINOYO NGOPO, KANG TANPO WINATES.
MANUSIA SETIA YAITU KATA PERBUATAN SATU.....PERBUATANNYA
AKAN SAMA DENGAN PERKATAANNYA....SATU ATAU MANUNGGAL YAITU SUKMA KITA YANG
MANUNGGAL DENGAN GUSTI, DAWUHING GUSTI ATAU BIMBINGAN NUR ILLAHI YANG
BERSEMAYAM DI DALAM HATI NURANI. WADAG (RAGA DAN NYAWA) HANYALAH BUNGKUS.
PERUMPAMAAN MANUNGGAL ADALAH SEPERTI GULA YANG MANUNGGAL DENGAN RASA MANISNYA,
SEPERTI GARAM YANG MANUNGGAL DENGAN RASA ASINNYA, SEPERTI PENULIS YANG
MANUNGGAL DENGAN PENANYA, SEPERTI PENARI YANG MANUNGGAL DENGAN
TARIANNYA.TERCAPAI KESADARAN BAHWA MANUSIA HANYA RASA MANISNYA BUKAN GULA,
MANUSIA HANYA RASA ASINNNYA BUKAN GARAM, MANUSIA HANYA PENANYA BUKAN PENULIS,
MANUSIA HANYA TARIANNYA BUKAN PENARI.SEMUA MILIK DAN KARYA KITA DI DUNIA HANYA
MILIK SANG SUMBER SEDANGKAN KITA HANYA ALATNYA SAJA. SEHINGGA TERCAPAI
KESADARAN TULUS YANG DI HAYATI DENGAN BAIK BAHWA KITA SEMUA HARUS BERTERIMA
KASIH KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA ATAS SEMUA KEJADIAN DAN KEADAAN YANG DIBERIKAN
KEPADA KITA. KITA HARUS NDEREK KERSANE GUSTI.
II. SAPTO WASITO TOMO :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
1)TUHAN MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA SEISINYA DENGAN MELALUI
SABDA NYA. SEBELUM DISABDA, SEGALA SESUATU BERADA PADA YANG MENYABDA
SEBELUM BUMI LANGIT ADA ,
MASIH PADANG AWANG UWUNG BELUM TERDAPAT APAPUN,
YANG ADA ADALAH
TUHAN = DZAT = HIDUP SEMPURNANYA TUHAN = DZAT HIDUP ABSOLUT, YANG MENGHIDUPI “
MARGA WASPADA –MARGA WASKITA –MARGA BIJAKSANA “
GERAK DZAT HIDUP MENIMBULKAN PENJELMAAN, YANG KEMUDIAN DISERTAI
SUARA GURUH DAHSYAT, JADILAH ALAM SEMESTA SEISINYA “ KUN FAYAKUN “ APA YANG
DISABDAKAN MAKA JADILAH ITULAH SABDA SANG ESA
KATA2 : TUHAN –ALLAH –DZAT –YAHWE - GOD = TUTUR
KATA MAKNAWIYAH DALAM HAKEKAT FILSAFAT JIWA SEMPURNA DARI HIDUP TUHAN YANG LANGGENG
KATA2: TUHAN –ALLAH = ANCAR2 SUATU PENUNJUKAN
2)SETELAH ALAM SEISINYA DISABDAKAN, MAKA TUHAN MENYERTAI
SABDANYA
CIPTA DARI SABDA YANG ESA, ADALAH MANIFESTASI PENJELMAAN
UCAP, YANG DISEBUT “ SUATU HIDUP YANG ESA “ CIPTA YANG TERJADI DARI SABDA NYA,
MENGANDUNG DIA YANG MENYABDA SELAMA ALAM SEMESTA MASIH ADA, MAKA YANG MAHA ESA
TETAP MENYERTAINYA & ADA KEHIDUPAN
DIA YANG MENYERTAI ITU, BERSEMAYAM DALAM LUBUK HATI
SANUBARI /ANGKASA JANTUNG KEHIDUPAN BILA KEHIDUPAN ITU DITIADAKAN, MAKA DENGAN
SENDIRINYA KEMBALI KEALAM SEMULA, IALAH ALAM SUWUNG/SONYA {Pada kebatinan Islam Jawa, disebutkan, Tuhan dalam
diri manusia bersemayam dalam jagadte manungso yaitu : JONOLOKA/BETAL MUKADAS
dikemaluan manusia (rumah tempat MANUSIA di sucikan) –ENDROLOKA /BETAL MUKARAM
(rumah tempat MANUSIA diberikan larangan-larangan) dipusat jantung manusia
–GURULOKA / BETAL MAKMUR di ubun2 atau susuhunan manusia (rumah tempat MANUSIA
diberikan angan-angan atau inspirasi atau kecerdasan) } dimana ketiga
Loka/Betal tersebut disebut dengan istilah TRILOKA)
3)BARANG SIAPA MELUPAKAN/MENINGGALKAN AS/SUMBERNYA, MAKA
IA AKAN TERGELINCIR OLEH INGKUNGANNYA
AS/SUMBER = GELAR KESAKTIAN YANG MAHA ESA, YANG
BERSEMAYAM DALAM ANGKASA JANTUNG MANUSIA
AS/SUMBER = INTI SUBYEKTIFITAS YANG RELATIF = SIFAT
ABSOLUT YANG MAHA ESA, YANG SELALU DALAM LINGKUNGAN KEHIDUPAN SEMPURNA
MENINGGALKAN AS / SUMBERNYA, BERARTI TERGELINCIR DARI
LINGKUNGAN HIDUPNYA SENDIRI.
(Dalam kebatinan Timur, AS tersebut juga diartikan
sebagai AXIS MUNDI, ialah AS/GARIS TEGAK LURUS yang menembus center ketiga
dunia, ialah Dunia Arwah, Dunia Manusia, Dunia Tuhan, sehingga siapapun yang
jauh dari As tersebut, akan jauh pula dari getaran hidup sempurna, dan demikian
pula sebaliknya)
4)BARANG SIAPA TERLEPAS ATAU MENINGGALKAN KESEIMBANGAN,
DIA AKAN TERGELINCIR
SECARA METAFISIKA, ARTI DARI KALIMAT DIATAS TERSIRAT
DALAM KETERANGAN SAPTO WASITO TOMO KETIGA
PENGERTIAN LAINNYA ADALAH BAHWA KEBERADAAN AS/SUMBER
DALAM WADAG, DIGAMBARKAN OLEH KEBERADAAN KELUAR MASUKNYA HAWA/PRANA/NAFAS
SECARA WAJAR SEHINGGA BILA TIDAK DEMIKIAN, PASTI AKAN MENIMBULKAN HAL2 NEGATIF
PADA WADAG JADI DIDALAM HIDUP
INI SELALU HARUS DIJAGA BERNAFAS SECARA TERATUR SEMPURNA,
SESUAI DENGAN SIKON YANG DIHADAPI MANUSIA
(Ajaran bernafas secara benar dan sempurna, banyak
ditemukan pada bermacam aliran, yang tergantung kepada untuk pengaturan
pernafasan tujuan apa hal itu dilakukan).
5)BARANG SIAPA MELUPAKAN AWAL ATAU PERMULAAN, DIA TAK
AKAN MUNGKIN MENCAPAI AKHIR ATAU TAK AKAN MUNGKIN MENG AKHIRI NYA
SAMADIWAN HARUS MENJALANKAN PERSIAPAN MATANG DENGANTEKAD
DAN NIAT BULAT UNTUK MEMANTABKAN JADWAL PERMULAAN DAN PENGAKHIRAN SAMADINYA.
JANGAN SE KALI2 MELAKUKAN “ COBA2 “
NIAT MEMULAI, HARUS TELAH DILANDASI KEBERANIAN KUAT DAN
TABAH, DISERTAI KEPERCAYAAN DIRI PENUH, UNTUK PASRAH JIWA RAGA, PASRAH HIDUP
MATI KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
JANGAN DIKOTORI OLEH INGATAN SEDIKITPUN MENGINGINKAN
PAHALA KERJA DAN PAMRIH, KARENA HAL ITU AKAN MENGGOYAHKAN PERMULAAN KITA DAN
MENGABURKAN ARAH TUJUAN KITA
(Dalam ajaran Jawa, Sapto Wasito Tomo yang kelima ini
mengandung arti INTI yang merupakan salah satu pokok menuju kasampurnan, ialah
KEDAH PONO DUMATENG “ SANGKAN PARANING DUMADI “ = harus mengetahui darimana
sebenarnya hidup ini, untuk apa hidupmu ini dan kemudian setelah itu akhirnya
kita akan menuju kemana nanti)
6)BARANG SIAPA MENGAKUI HASIL KARYANYA SEBAGAI MILIKNYA
SENDIRI, DIA AKAN TERBELENGGU OLEHNYA
BILA SAMADIWAN YANG KEMUDIAN MENCAPAI TINGKAT TINGGI DAN
DAPAT MENCAPAI IDAMAN TUJUANNYA, SELANJUTNYA MENGATAKAN BAHWA DIRINYA SUDAH
MENDAPATKAN/MEMILIKI HASIL TAPA BRATANYA, HASIL PAHALA KERJANYA, DAN AKHIRNYA
MENGAKU BAHWA DIALAH PEMILIK SEMUANYA INI, MAKA MEREKA ITU AKAN TERHUKUM OLEH
CIPTA/UCAPAN NYA SENDIRI
(Dalam Kejawen, amat diharamkan atau dihindari pengakuan
akan KEBISAAN/KEISTIMEWAAN nya ini dihadapan umum atau diri sendiri, karena hal
tersebut berarti bahwa dia masih GILA KADONYAN, bahkan condong MENYEKUTUKAN
TUHAN. Dalam Suluk Karaton, tahap ini disebut sebagai TAHAP SAMPAI SITIHINGGIL
yang amat gawat. Meleset sedikit maka dia akan TERBANTING KEMULA TAPABRATA YANG
AMAT SUKAR UNTUK MEMULAINYA LAGI MENDAPATKAN PERKENAN HYANG WIDHI)
7)BARANG SIAPA SELALU MELATIH DIRI UNTUK DAPAT ATAU
MERASAKAN SUMBER DARI RASA, NISCAYA IA AKAN MERASAKAN RASA YANG SEJATI, YAITU
MERASAKAN SESUATU TANPA ALAT TUBUH (KAROSO TANPO SALIRO)
BILA INGIN MENCAPAI KESADARAN SAMADHI YANG SEMPURNA,
PERMULAANNYA HARUS DIJALANKAN DENGAN MELAKUKAN LATIHAN2 SERIUS YANG BER ULANG2,
TANPA BIMBANG DAN RAGU APALAGI BOSAN. SEHINGGA SETAHAP DEMI SETAHAP PENGUASAAN
“ RASA “ ITU MENJADI SEMAKIN “ LICIN “ DAN LAMA KELAMAAN MEMUNCAK KE SIKON
KESADARAN ROHANI TINGGI
DENGAN LATIHAN KONTINU DAN SERIUS, AKAN DAPAT MENEMBUS
KEALAM RAHSO SEJATI (=ALAM DIMANA TAK ADA PERASAAN, TAK ADA INGATAN ALAM PELEPASAN,
ALAM MERDEKA, ALAM MUKTI, NIRWANA, ALAM MOKSA DST)
(dalam ajaran kejawen, terdapat kata2 “ SUKSMO TELENG ING
SAMADI “. Dalam Suluk Karaton, hal ini masuk dalam tahapan laku “ LEWAT KORI
BROJONOLO, KEMUDIAN BERTAHAP MASUK KEDALAM KARATON INTI. Dalam Tasauf, hal ini
masuk dalam tataran laku OLAH ROSO untuk mencapai WAHDATUL SUHUD, ialah
MANUNGGALING ROSO KAWULO GUSTI)
BUKAN AZIMAT, BUKAN KERAMAT, TETAPI PENGETAHUAN DAN
PETUNJUK PRINSIP MENUJU “ SETIA HATI “
SEMUA WARGA SH MULAI TINGKAT I SAMPAI III HARUS MENGERTI,
MENYADARI DAN MELAKSANAKANNYA SECARA BERJENJANG, BERTINGKAT, SESUAI TINGKATNYA,
KEMATANGAN DIRINYA, DAN KEMANTABAN TUJUANNYA
APAKAH KITA JUGA TELAH MELAKUKANNYA ?
INTI SARI SAPTO WASITO TOMO SETIA HATI:
KITA ADALAH MAHLUK CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA DAN
DIDALAM DIRI KITA TUHAN BERSEMAYAM DIDALAM HATI SANUBARI KITA
BERUSAHALAH UNTUK MENGETAHUI DAN MENYADARI “ SANGKAN
PARANING DUMADI “ DAN BERUSAHALAH SELALU MELAKSANAKAN “ HAMAMAYU HAYUNING
BAWONO “ DALAM HIDUP KITA DIDUNIA
DENGAN MENGERTI “ SANGKAN PARANING DUMADI “ DAN KEMUDIAN
MELAKUKAN “ HAMAMAYU HAYUNING BAWONO “ MAKA KITA AKAN MENUJU LURUS KEARAH
TUJUAN AKHIR KITA, IALAH KEMBALI KEALAM ASAL MULA KITA DENGAN SEMPURNA
UNTUK ITU MELATIH OLAH ROSO SECARA BERTAHAP, SEHINGGA
MENCAPAI ROSO SEJATI, PERLU DILAKUKAN UNTUK SETAHAP DEMI SETAHAP LELAKU urip
sajroning pati - pati sajroning urip, DALAM PERSIAPAN AKHIR HIDUP KITA SECARA
SEMPURNA NANTI
DENGAN MELAKUKAN LATIHAN SAPTO WASITO TOMO MAKA UNTUK
MENCAPAI KASAMPURNANING GESANG ING DONYA & UNTUK MENCAPAI KASAMPURNANING
BALI MYANG SUWUNG AKAN MENDEKATI KENYATAAN
III. TINGKAT & WARNA JURUS SH ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
TINGKAT I
TERDIRI 36 JURUS POKOK ATAS / BERDIRI GERAK LURUS –ZIKZAK
–KEBLAT PAPAT LIMO PANCER gerak aktif, cepat, tepat Prinsip Falsafah : “ BERANI
ITU BENAR, TAKUT ITU SALAH “
TINGKAT II
TERDIRI DARI 25 JURUS POKOK BAWAH, gerak pasif tetapi
awas, reflektiff, tepat Prinsip Falsafah: “ BERANI KARENA BENAR, TAKUT KARENA
SALAH “
TINGKAT III
TERDIRI DARI 1 JURUS POKOK DIAM ALIF, Diam tiada gerak,
anteng, manteng sugeng, jineng Prinsip Falsafah : “ BERANI ITU SALAH, TAKUT
JUGA SALAH “
APA MAKNA YANG TERSIRAT DIDALAMNYA
TINGKAT I
TERDIRI 36 JURUS POKOK ATAS / BERDIRIGERAK LURUS –ZIKZAK
– KEBLAT PAPAT LIMO PANCER gerak aktif, cepat, tepat Prinsip Falsafah : “
BERANI ITU BENAR, TAKUT ITU SALAH “
Tingkat ini disebut sebagai tingkat awal, dimana SH
yer dilatih untuk BERANI MENGHADAPI HIDUP (BUKAN BERANI MATI),MENERJANG TUNTAS
APAPUN PENGHALANG YANG ADA
DIDEPANNYA. Rawe2 rantas, Malang2 putung.
“ Keberanian “ adalah KEMENANGAN YANG PERTAMA HIDUP
KERAS PENUH TANTANGAN DISINI NGELMU “ KANOMAN “ amat dominan untuk menghadapi
kekejaman duniawi.
TINGKAT II
TERDIRI DARI 25 JURUS INTI BAWAH, gerak pasif
tetapi awas, GERAKKAN SECARA REFLEKS, dan harus tepat Prinsip Falsafah: “
BERANI KARENA BENAR, TAKUT KARENA SALAH “. SHyer dididik menyatukan CIPTA –RASA
–KARSA nya
Gerak bawah reaktif cepat dan tepat. Setiap jurus
merupakan pertahanan dan serangan balik. Serangan-serangan sudah tidak
mematikan lawan, hanya membuat lawan mundur dan mengurungkan serangan.
TINGKAT III
Jurus ini terbagi dalam 3 bagian:
Bagian 1, filosofinya merupakan puncak kanuragan, sekali
gerak musuh harus mati. "nora nono srengenge kembar".
Bagian 2, filosofinya sama dengan bagian 1 tapi energi di
kurangi sesuai dengan kekuatan lawan. TIDAK MAU KALAH TAPI JUGA TIDAK MAU
MENANG.
Bagian 3, filosofinya berani salah takut juga salah.
Akhir dari semua kita sudah diam tidak ada jurus. PASRAH NDEREK KERSANE GUSTI.
JADI:
TINGKAT DAN JURUS SETIA HATI PUN PADA HAKEKATNYA
MERUPAKAN GAMBARAN PETUNJUK/SULUK BAGAIMANA HIDUP DIDUNIA SECARA SEMPURNA DAN
BAGAIMANA KITA DAPAT MATI SECARA SEMPURNA SEHINGGA HIDUP LANGGENG MENYATU
DENGAN TUHAN
DALAM AJARAN PARA
LELUHUR JAWA, TERSURAT DAN TERSIRAT APA YANG DIMAKSUD SAMPURNA SEBAGAI BERIKUT:
Dari sudut Kepribadian, mengidealkan MENUNGSO KANG “
SATRIYO PINANDITO “
Dari sudut Sosial, mengidamkan MANUNGSO KANG BISO MANJING
AJUR AJER, KANG BISO RUMONGSO, ORA RUMONGSO BISO
Dari sudut Ekonomi , mengidealkan MENUNGSO KANG URIPE
GANGSAR REJEKINE
Dari sudut Politik, mendambakan PIMPINAN KANG ASIPAT “
MANGKU –MENGKU – HAMENGKONI “
Dari sudut Kebudayaan, mengidealkan SENI KANG ADILUHUNG
Dari sudut Ilmu Pengetahuan, mendambakan MENUNGSO KANG
MUMPUNI LAN NIMPUNO
Dari sudut ke Tuhan an mengidealkan MANUNGSO KANG
SAMPURNA
Dari sudut Filsafat, mendambakan MENUNGSO KANG NGREGEM
BENER TUR PENER
Dari sudut Spiritual mendambakan MANUNGGALING KAWULO
GUSTI
INTI LELAKU MANUSIA SH:
DASARNYA MENGERTI DAN MENYADARI SANGKAN PARANING
DUMADI
LAKU HORIZONTAL HAMAMAYU HAYUNING BAWONO LAKU VERTIKAL
MANUNGGALING KAWULO GUSTI MANUNGGALING JAGAD AGENG LAN JAGAD ALIT
ALAM SEMESTA = JAGAD ALIT, BATIN MANUSIA = JAGAD AGENG.
BATIN MANUSIA DI DALAM ADALAH JAGAD YANG LEBIH BESAR DARI ALAM SEMESTA DI LUAR.
MANUSIA HARUS SELALU MELATIH MENYATUKAN DIRI DENGAN
ALAM MELALUI:
NGANGKAH Berniat teguh, sungguh2, tiada ragu secuilpun
NGUKUT Menghentikan pakarti ala dari jiwa maupun raga
NGIKET mengikat dan memusatkan jiwa pada satu tujuan
NGRUKET, TRIKALOKA KAKUKUT mengikat dan menyatukan
jagadte manungso: Janaloka/Betal Mukadas, Endraloka/Betal Mukaram,
Guruloka/Betal Makmur
SETIA HATI YANG DILENGKAPI DENGAN SAPTO WASITO TOMO &
TIGA TINGKATAN2 JURUS SILAT NYA MERUPAKAN PENGETAHUAN DAN PETUNJUK PENTING
MENUJU KASAMPURNAN
AJARAN SETIA HATI BISA DIPELAJARI DAN DIPRAKTEKKAN
BERDASARKAN KEMAUAN DAN KEMAMPUAN PRIBADI MASING-MASING. DARI SEKIAN BANYAK
PERBENDAHARAAN ILMU CARILAH YANG PALING COCOK UNTUK DIRI SENDIRI DAN BILA
MENYANGKUT ORGANISASI HORMATILAH PERATURAN ORGANISASI DAN BILA MENYANGKUT
PERSAUDARAAN HARUS MENGUTAMAKAN TATA KRAMA, TEPO SELIRO DAN HAK AZASI MANUSIA.
MANUSIA PADA DASARNYA SELALU BODOH DAN LAPAR SEHINGGA MEMERLUKAN ILMU PENGAJARAN
UNTUK MENGURANGI KEBODOHAN DAN MENGATASI RASA LAPAR KEINGINTAHUANNYA.CARILAH
ILMU SAMBIL HAMAMAYU HAYUNING BAWONO.
Sekian sekelumit rangkuman kesempurnaan ajara kita…
Bajank rana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar